Ariza Apresiasi Karya Buku dari KAHMI Berjudul Merawat Keislaman dan Keindonesiaan
Jakarta – KAHMI meluncurkan buku berjudul Merawat Keislaman dan Keindonesiaan secara online pada Jumat (10/9). Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ariza Patria menyampaikan apresiasi dan rasa bangga karena karya ilmiah KAHMI terus bertambah.
“Ada empat poin dari saya. Pertama, kualitas sebuah organisasi bisa dilihat dari jumlah hasil penelitian, karya ilmiah yang diproduksi. Kami sangat bangga karena banyak hasil penelitian alumni HMI yang dimuat di jurnal nasional dan internasional. Banyak alumni HMI yang telah menerbitkan buku. Untuk itu saya sampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para penulis, semoga isi bukunya sampai kepada masyarakat,” ucapnya.
Kedua, sambung Ariza, di antara yang wajib dimiliki alumni HMI adalah kemampuan untuk hidup bersama, dalam berbagai perbedaan pendapat. Untuk itu dia mengajak semua berterima kasih kepada seluruh panitia pengkaderan HMI di LK 1, LK2, LK3 hingga senior course. Peran para instruktur, para pelatih, para pemateri sangat besar sebagai modal dasar seluruh kader HMI.
“Sebelum kita lahir, perbedaan itu sudah ada. Jadi perbedaan itu adalah rahmat sekaligus tantangan. Tidak semua bangsa di dunia ini berhasil mengelola perbedaan, kita bersyukur Indonesia termasuk bangsa yang sukses mengelola perbedaan, di internal umat beragama dan antarumat beragama,” katanya.
Ketiga, salah satu yang harus dicegah dalam kehidupan berbangsa adalah perang. Karena perang berakibat kematian, hilangnya kebahagiaan, trauma, dan konflik berkepanjangan. Islam sebagai agama mayoritas berperan penting dalam hal ini. Ariza menilai Islam di Indonesia sukses menjadi rahmat bagi seluruh NKRI. Hal itu harus dipertahankan.
“Bagaimana caranya? Dalam surat Al-An’am ayat 108, Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan”. Ayat ini sangat relevan, semoga mampu kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi DKI Jakarta itu.
Dia melanjutkan, ada banyak suku bangsa di Indonesia ini, namun pada 28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia bersumpah bahwa semua satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Jadi semua bisa disebut keluarga besar bangsa Indonesia. Di dunia ini, sambungnya, ke mana saja kita memandang ada perbedaan, di keluarga, di organisasi, di dalam setiap agama juga ada perbedaan.
Ketua Presidium KAHMI itu mengatakan, Dari sejarah dapat diketahui bagaimana cara mengelola perbedaan dan merawat perdamaian. Kesadaran sejarah akan menjadikan bangsa Indonesian melihat perbedaan sebagai keindahan.
“Keempat, sebagai sebuah konsep, keislaman dan keindonesiaan sudah dijalankan dengan baik oleh KAHMI sejak dulu. Saat ini yang diperlukan adalah menjadikan semangat keislaman dan keindonesiaan itu solusi bagi berbagai tantangan seperti kelesuan ekonomi, pandemi, kemiskinan, pengganguran, dan sebagainya.
Kegiatan itu dihadiri oleh para tokoh KAHMI, antara lain Harry Azhar Azis, Viva Yoga, R. Siti Zuhro, Ade Komaruddin, Bang Ahmad Dolly Kurnia, Herman Khoeron, Sigit Pamungkas, dan Manimbang Kahariady. Selain itu Direktur Pengkajian Materi BPIP yang juga anggota Dewan Pakar MN KAHMI, Muhammad Sabri. (arizapatria.id)