Ariza Resmikan Rumah Literasi Jakarta dan Portal Informasi Perbukuan “Jakarta Book Review”
Jakarta – Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ariza Patria meresmikan Rumah Literasi Jakarta dan Portal Informasi Perbukuan “Jakarta Book Review” (JBR) di Jalan M Kahfi II, Nomor 68, Kawasan Setu Babakan, Jakarta Selatan, Sabtu (9/10). Dia berharap rumah tersebut dapat menjadi pusat berkumpul para penulis, penerbit, pembaca, dan pemerhati buku secara online dan offline.
“Kehadiran saya di sini, pagi hari ini, adalah sebuah bentuk apresiasi kepada ekosistem pembaca buku yang diwadahi oleh media online bernama Jakarta Book Review atau JBR,” katanya saat menyampaikan sambutan, sebelum melakukan penandatanganan peresmian tempat tersebut.
Ariza menekankan,JBR tidak cukup hanya menjadi portal informasi tentang buku, tapi juga harus menjadi melting-pot atau ruang pertemuan bagi para pemangku kepentingan di dunia buku sehingga terjadi persemaian ide-ide positif, keilmuan dalam berbagai bidang, dan asimilasi sosial antarinsan perbukuan.
“Jakarta Book Review atau dalam Bahasa Indonesia dapat kita terjemahkan bebas sebagai Resensi Buku Jakarta, diharapkan menjadi tempat berkumpul para stakeholder buku, penulis, penerbit, pembaca, dan pemerhati buku, secara online dan offline,” sambungnya.
Ketika dunia digital melingkupi kehidupan masyarakat luas, budaya literasi mengalami degradasi sedemikian rupa. Ariza mengatakan, anak-anak muda lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadget dan medsos, daripada buku, kitab, dan bentuk literasi ilmiah lain.
Masyarakat juga dihadapkan pada pertanyaan mendasar, bagaimana posisi buku bacaan kertas atau paper book dalam upaya membentuk budaya literasi di tengah masyarakat pada era yang sudah paperless ini?
“Faktanya, dunia pendidikan masih menggunakan buku, perpustakaan masih mengoleksi buku, dan berbagai disiplin ilmu masih mengandalkan buku sebagai wadah. Maka saya optimistis dunia perbukuan di Indonesia memiliki hari depan yang cerah dan para penerbit buku dapat menjalani bisnis dengan prospek yang bersinar,” ujarnya.
Dia berharap insan perbukuan tidak kehabisan tenaga, tetap semangat dan inovatif dalam memberikan layanan literasi yang informatif dan konstruktif, sehingga senantiasa dapat mengedukasi masyarakat.
“Saya yakin, budaya membaca terkait erat dengan ketersedian naskah bermutu yang disediakan dengan cara yang tidak mudah. Siapa lagi yang dapat mengemban tugas itu selain para insan perbukuan, di antaranya Anda semua yang hadir di hadapan saya,” ungkapnya.
Budaya literasi, kata Ariza, bukan hanya tentang membaca buku. Literasi juga berarti membaca dan memahami segala sumber informasi. Tanpa kemampuan literasi yang memadai, orang tidak dapat menghadapi tantangan-tantangan kekinian.
Sebagai penyemangat, Ariza berpantun: Setu Babakan ramah warganya, membuat setiap yang datang berbahagia. Belajarlah dari Bung Hatta, ngasih buku pada kekasihnya.
Sementara itu, Founder dan CEO Penerbit Rene Turos Indonesia, Luqman Hakim Arifin, dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap pendirian rumah literasi itu.
“Kebaikan itu akan diikuti kebaikan lain. Itu yang saya pelajari dari Pak Wagub. Terima kasih Pak Wagub atas nama Rene Turos Indonesia. Rumah Literasi Jakarta, adalah rumah yang kita dirikan untuk menghidupkan, mendorong, dan memperkuat literasi Jakarta,” jelasnya.
Ariza mengatakan, banyak penerbitan tergabung di sana, terbaru JRB yang diistilahkan puzzle hilang dalam bidang penerbitan indonesia. Mengingat reviewer sangat penting untuk kebaikan kualitas buku.
“Melalui book review kita bisa mendapat buku-buku yang bagus. Kalau kita melihat Yunani buku-bukunya dibaca sampai sekarang. Begitu juga dunia Islam. Kadang kita juga heran mengapa buku yang 500 tahun lalu diterbitkan masih kontekstual dibaca sekarang,” ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Ketua IKAPI DKI Jakarta, Hikmat Kurnia; Pemimpin Redaksi JBR, Mujib Rahman; Camat Jagakarsa; dan Lurah Srengseng Sawah. (arizapatria.id)