Figur dan Parpol Berperan Penting Menangkan Calon di Pilkada DKI
Jakarta, ahmadrizapatria.com – Partai politik (parpol) memiliki peranan penting dalam konteks pemenangan pasangan calon (paslon) dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Sebab, parpol memiliki struktur hingga ke tingkat masyarakat bawah.
“Golkar miliki pengurus di kelurahan, kecamatan. Sebagai mesin politik, Golkar siap menangkan paslon yang diusung,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, dalam acara rilis hasil survei Poltracking Indonesia “Menakar Kandidat Kuat Gubernur DKI Jakarta 2017” di Jakarta, Kamis (15/9).
Menghadapi Pilkada Jakarta, kata Ace, sejauh ini Partai Golkar berkoalisi dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Nasdem mendukung Basuki Tjahaja Purnama maju kembali menjadi gubernur. Tiga parpol ini berkomitmen mengawal Ahok saat pilkada.
“Dengan tiga partai ini kita enggak perlu lagi membuat sekian banyak sekoci-sekoci relawan. Relawan tentu tetap ada tapi ditambah mesin parpol pengusung,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha mengatakan, kemenangan pilkada ditentukan kekuatan figur dan daya dukung mesin politik.
“Mesin politik ini bisa parpol, relawan dan lain sebagainya. Jadi, tidak hanya parpol,” kata Hanta.
Hal senada disampaikan politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Ahmad Riza Patria. “Khusus Pilkada Jakarta, figur dan parpol pengusung sangat penting,” kata Riza.
Sedangkan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu, mengatakan, PDIP sejak masa reformasi selalu berhasil memenangkan kontestasi Pilkada Jakarta.
“Selalu menang baik pilkada lewat DPRD maupun Pilkada langsung. Sutiyoso dipilih DPRD kita menang, Foke (Fauzi Bowo) saat periode pertama Pilkada langsung juga menang, Pak Jokowi (Joko Widodo) pilkada langsung pun menang,” kata Masinton.
Meski begitu, Masinton menyatakan, PDIP tidak mau serta merta lantas jemawa. “PDIP selalu terbuka dan membangun komunikasi dengan partai manapun,” ucapnya.
Masinton menyatakan, PDIP memadukan popularitas calon pemimpin daerah dengan mesin organisasi partai. “Maka syarat menang di PDIP itu adalah figur calon harus menyatu dengan partai. Kalau figur tak menyatu dengan partai, calon yang diusung rata-rata kalah, itu pengalaman kami setiap pilkada,” pungkasnya.
Sumber: BeritaSatu