fbpx

Hari Donor Darah, Wagub DKI Bicara Metode Plasma Darah terkait Corona

Jakarta – 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengajak warga mendonorkan darah di hari donor darah sedunia. Riza juga bicara kegunaan darah dalam proses penyembuhan pasien Corona (COVID-19).

“Memperingati hari donor darah sedunia, bertujuan meningkatkan kesadaran kita terhadap produk darah yang dibutuhkan untuk manusia. Setetes darah akan selamatkan nyawa kita. Kita juga alami COVID-19 sehingga tema hari ini ‘darah selamatkan manusia’,” ujar Riza saat sambutan di PMI DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (14/6/2020).

Riza mengajak seluruh warga DKI Jakarta peduli terhadap sesama. Dia mengungkapkan darah memiliki kegunaan yang banyak, salah satunya untuk menyembuhkan pasien Corona dengan metode terapi plasma darah.

“Unit transfusi darah DKI Jakarta telah terima mandat sebagai penerima darah konvalesen. Terapi plasma merupakan metode penyembuhan yang ada di Indonesia semakin cepat. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk dalam memutus penyebaran COVID-19,” katanya.

“Sejak adanya virus Corona, seluruh bangsa di dunia mengalami hal yang sama. Untuk itu yang dibutuhkan adalah kerja sama yang baik sesama warga, gotong royong yang baik. Pemerintah telah siapkan berbagai regulasi, beberapa regulasi pusat dan kabupaten tidak akan cukup. Berapa banyak aparat yang kita hadirkan, dan seberat apapun sanksi yang kita terapkan tidak akan berhasil apabila masyarakat tidak peduli,” imbuhnya.

Selain itu, Riza juga mengatakan saat ini ada pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini kata dia didukung dengan turunnya kurva Corona di Jakarta, dan meningkatnya angka kesembuhan di Jakarta.

“Dan pada PSBB ke-4 ketika kurva sudah di bawah 1 jadi syarat pelonggaran ada beberapa salah satunya kurva di bawah 1, kita sudah 0,9. Dua kurva alami penurunan, angka kematian, angka penyebaran, angka yang dirawat, angka isolasi, dan peningkatan penyembuhan,” jelasnya.

Dia menyebut 65 persen warga DKI mematuhi aturan pemerintah dengan berdiam diri di rumah saat PSBB. Hal ini, kata dia, membuat Pemprov DKI berani memutuskan melakukan PSBB transisi.

“Menurut data 65% warga DKI berada di rumah saat PSBB 3. Ini yang terbaik, DKI masyarakatnya cukup pahami aturan PSBB. Sehingga kami beranikan diri,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan alasan Pemprov DKI memakai kata ‘PSBB transisi’ bukan ‘new normal’. Dia mengatakan saat ini DKI belum bisa menerapkan new normal seutuhnya, karena itu digunakan kata transisi sebagai tahap awal menuju new normal.

“Kami menghindari kata new normal karena ada kata normal di situ, seakan-akan sudah bebas. Seakan sudah normal, padahal belum, sehingga di masa PSBB keempat ini lakukan pelonggaran. Kami sebutnya PSBB transisi menuju masyarakat normal,” jelasnya.

Riza pun meminta masyarakat tetap berhati-hati di masa PSBB transisi. Dia menyebut mulai Senin (15/6) sejumlah pertokoan dan tempat wisata akan buka 50 persen dan bertahap. Namun, dia meminta warga tetap mengutamakan protokol kesehatan.

“Tempat usaha lain yang terjadi kontak langsung. Di masa PSBB transisi ini karena ada pelonggaran itu sebabkan interaksi meningkat, jumlah orang keluar meningkat, potensi bertemu meningkat. Itu artinya potensi penyebaran virus Corona juga meningkat. Yang paling rawan pasar, kedua halte dan stasiun, kalau rumah ibadah bisa dikendalikan. Tapi saya sampaikan, kami ingin mengajak kita semua tiap hari lakukan sosialisasi. Lakukan dari keluarga, organisasi, lingkungan kita, siapapun yang tidak lakukan protokol COVID, jangan segan diberitahu,” pungkasnya.

Sumber: Detik[dot]com


Berita Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Close
Close