Wagub DKI Berharap Kebudayaan Betawi Tidak Tergerus di Zaman Modern
JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menegaskan bahwa budaya Betawi tidak boleh terkikis oleh zaman yang modern ini.
Ia berharap kepada generasi muda untuk ikut serta menjaga keberlangsungan budaya betawi.
“Semua pihak harus saling bersinergi positif dalam melestarikan budaya, kita berharap kalian terus bangga dan senang mengikuti kegiatan seni budaya Betawi,” tutur Ariza berdasarkan keterangan PPID DKI Jakarta yang dikutip Wartakotalive.com pada Selasa (1/9/2020) saat memberikan hadiah Piala Wakil Gubernur di Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Selain itu, Wagub juga mengapresiasi seluruh elemen masyarakat atas dukungan terhadap eksistensi budaya Betawi.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa kebudayaan Betawi merupakan salah satu dari identitas nasional.
“Kita berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang bisa melestarikan budaya Betawi, dan telah memberi manfaat kepada kita semua khususnya bagi generasi muda. budaya Betawi perlu kita jaga sebagai bagian dari identitas bangsa yang sangat kita cintai dan kita banggakan,” ujarnya.
Perlombaan tari Betawi virtual yang diselenggarakan sejak 18 Juli 2020 tersebut diadakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), dan Asosiasi Silat Tradisonal Betawi Indonesia (Astrabi).
Dalam kesempatan tersebut, Ariza juga menerima masukan dari LKB, agar eksistensi kebudayaan Betawi lebih diprioritaskan menjadi Kegiatan Strategi Daerah (KSD) bagi Pemprov DKI Jakarta.
Lembaga Kebudayaan Betawi Luncurkan Aplikasi Betawi Akses untuk Eksistensi di Era Milenial
Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) menggelar Rapat Kerja (Raker), akan meluncurkan aplikasi Betawi Akses yang terhubung dengan situs LKB.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar budaya Betawi bertahan di tengah maraknya pengaruh budaya nusantara dan mancanegara, termasuk untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi.
“Kami ingin LKB menjadi pusat referensi budaya Betawi di era sekarang dan ke depan. Upaya pelestarian, pembinaan, dan pengembangan kita sesuaikan dengan era millenial saat ini lewat pemanfaatan teknologi,” kata Beky Mardani, Ketua Umum LKB, dalam raker bertema ‘LKB Penggerak Pelestarian dan Pengembangan Budaya Betawi di Era Milenial’, di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/3/2019).
Salah satu upaya LKB mendekati kalangan milenial, lanjutnya, dengan meluncurkan aplikasi Betawi Akses yang terhubung dengan situs LKB.
Melalui aplikasi ini semua informasi kebetawian bisa didapatkan. Semua ditampilkan melalui teks di web, juga video.
“Jumlah remaja yang mengonsumsi layanan streaming video semakin bertambah. Kelompok usia remaja lebih sering menonton streaming video ketimbang kelompok usia lainnya. Sekitar 49 persen remaja usia 16-19 tahun menonton YouTube selama satu jam atau lebih tiap harinya,” jelasnya.
Tahun 2019, tambah Beky, jumlah pengguna internet di Indonesia diproyeksikan menembus 175 juta orang atau 65,3 persen dari total penduduk Indonesia.
Fakta ini memperkuat hubungan perilaku dengan teknologi informasi.
“Untuk itu, LKB melakukan berbagai upaya agar budaya Betawi tetap lestari dan berkembang sesuai dengan amanat konstitusi UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai ibu kota.”
“Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat Betawi serta melindungi berbagai budaya masyarakat daerah lain yang ada di daerah Provinsi DKI Jakarta.”
“Hal ini dipertegas lagi dalam Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi,” jelasnya.
Nilai-nilai budaya Betawi seperti egaliter, terbuka, agamis, humoris, kata Beky, harus dilestarikan dan dikembangkan karena terbukti memberikan sumbangan besar pada kerukunan dan kedamaian di Jakarta.
Nilai-nilai ini menjadi perekat kemajemukan dan pluralisme di Jakarta dan Indonesia.
“Selain kreativitas dan gagasan baru, hal lainnya yang penting adalah keberpihakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai stakeholder yang diamanati konstitusi,” jelasnya.
Melalui rapat kerja 2019 tersebut, kata Beky, LKB berusaha mencari solusi atas tantangan-tantangan itu, mengevaluasi apa yang telah dilakukan dan menentukan strategi untuk pelestarian dan pengembangan satu tahun ke depan.
“Raker diharapkan bisa menampung ide, gagasan, dan pemikiran berbagai stakeholder seperti pemerintah, tokoh masyarakat, pelaku seni, budayawan, dan juga akademisi.”
“Output dari raker ini adalah program kerja yg akan diusulkan LKB kepada Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,” kata Beky.
Sumber: tribunnews[dot]com